Selasa, 30 September 2014

Belum Bisa Bergeser dari Apa yang Ditakutkan



Aku tak tahu sampai kapan dan sedalam apa aku bisa memendamnya. Hati dan perasaanku itu bukan disana. Aku tak tahu apakah saat ini aku diuji bagaimana aku mengatakan ‘TIDAK!’ pada hal-hal yang sebenarnya aku inginkan. Aku selalu takut mengambil resiko apalagi berkaitan dengan masa depan, tetapi bukannya resiko itu akan menjadi masa depan?.

Aku tidak ingin dicap sebagai pendusta. Apalagi masalah perasaan. Apakah sekarang sudah waktuku untuk bergerak, atau aku akan bergerak setelah semuanya usai?

Masalahku yang ini seakan menjadi sebuah abu-abu yang tak pernah usai. Ketika aku mengingatnya tiap hari, mungkin sepersekian detik aku mati hanya untuk mengingat bagaimana kelanjutannya.

Aku tak bisa dengan egoisnya menaruh keinginanku dengan mengorbankan orang lain. Disisi lain aku tak bisa menaruh masalah ini berlarut-larut. Bukan masalah ringan sebenarnya, tapi juga bukan masalah yang terlalu berat.

Aku hanya tak ingin semua berakhir dengan kecewa.

Apa aku harus mengorbankan perasaanku sendiri? Seakan tak akan menjadi apa-apa kedepannya.
Aku ‘iya-iyakan’ saja kepada takdir yang terus memberi tanda cawang, sebuah tanda aku telah menyelesaikan misi ini

Yang jadi pertanyaan adalah apakah sebuah dosa ketika kita mengecewakan seseorang?
Cepat atau cepat Dia akan tahu, dan pastinya aku akan terdiam dalam waktu yang sangat lama sambil memikirkan jawaban dari ribuan tanya yang akan kau ucapkan suatu saat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar